The Monkey King's Daughter, Book 1

Rating:★★★
Category:Books
Genre: Teens
Author:T.A. DeBonis
Sun Wukong, atau Sun Go Kong si Kera Sakti, sayup-sayup pernah saya dengar. Tapi saya bukan pecinta cerita silat Cina (atau semacam itu). Satu-satunya seri silat yang pernah saya baca adalah Pendekar 212 Kapak Nagageni (ciaaattt!). Seingat saya, saya juga hanya nonton sekilas-sekilas film serinya yang pernah diputar salah satu televisi swasta di Indonesia. So, sewaktu dapat buku ini, sebelum membaca saya harus menggali sedikit info terlebih dahulu tentang Sun Go Kong, biar nggak jaka sembung naik ojek.

Yang belum begitu ngeh dengan cerita Sun Go Kong yang ditulis oleh Wu Cheng En pada abad ke-16 dan menjadi salah satu mitologi klasik Tiongkok yang paling terkenal di dunia, kira-kira begini singkatnya:

Sun Go Kong adalah kera sakti yang lahir dari sebuah batu yang jatuh dari surga. Kesaktiannya membuat Sun Go Kong sombong dan lupa diri. Ia sering mengacau kahyangan, dan puncaknya saat ia merasa tak ada yang mampu menandinginya baik di bumi maupun langit. Buddha pun menantang Sun Go Kong. Namun Sun Go Kong ternyata tak dapat memenuhi tantangan Buddha sehingga ia dihukum, turun dari atas gunung dengan ditimpa batu dan dalam waktu yang panjang, 500 tahun. Saat Sun Go Kong menjalani hukumannya tersebut, ia bertemu Pendeta Tong, yang akan melakukan perjalanan ke barat mencari sebuah kitab suci. Sun Go Kong pun menjadi murid Pendeta Tong, dan mengalami berbagai peristiwa dan pencerahan dalam hidupnya.

***

Buku ini berkisah tentang putri Sun Go Kong. Lho, memangnya Sun Go Kong punya anak? Sepertinya sih di cerita aslinya tidak. T.A. DeBonis, penulis novel ini memang hanya mengadaptasi Journey to the West, kisah Sun Go Kong si Kera Sakti. Alkisah, menurut DeBonis, setelah mendapatkan pencerahan dari perjalanannya, Sun Go Kong jatuh cinta pada Lijuan, cucu Guanyin, Dewi Kebajikan, dan mereka kemudian memiliki seorang putri. Hal tersebut membuat marah penguasa dunia bawah, Bull King. Sun Go Kong dan Bull King pernah bertarung, dan Bull King kalah. Bull King berjanji bahwa suatu hari nanti dia akan membalas, salah satunya dengan membunuh istri dan anak musuhnya tersebut, sekaligus meruntuhkan kahyangan.

Untuk menyelamatkan istri dan putrinya yang baru lahir, dengan kesaktian yang dimilikinya digabung dengan kesaktian Guanyin, Sun Go Kong mengirim istri dan putrinya ke dunia masa depan. Lijuan dan Meilin, sang putri, ditemani oleh Zhu Bajie, pengawal kepercayaan Sun Go Kong, yang dikenal sebagai Pigsy. Lantas di manakah "dunia masa depan" tempat Sun Go Kong mengirim istri dan putrinya? Jangan kaget... California, AS.

Lijuan dan Zhu Bajie mengasuh Meilin sebagaimana manusia masa kini. Meilin, 14 tahun, adalah anak gadis biasa yang sekolah, memiliki sahabat cewek, dan menyukai Jonas Brother. Hingga suatu hari Melilin melihat gambaran aneh tentang dirinya. Sekelebat ia melihat wajahnya berubah menjadi kera. Tadinya ia berpikir hanya mimpi, namun ternyata... ya beneran :).

Lijuan sang ibu, dan Zhu Bajie, yang biasa ia panggil paman pun harus berterus terang tentang siapa sesungguhnya Meilin. Selesaikah? Tentu tidak. Secara tak sengaja Meilin membuka "gerbang" yang membuat dunia masa lalu kembali. Lijuan, sang ibu diculik oleh anak buah Bull King. Meilin dan Zhu Bajie pun harus menyelamatkan sang ibu, dan masuk ke dunia masa lalu tersebut, 3000 tahun ke belakang.

***

Tak disangka, saya sangat menikmati cerita ini. Seru juga! Meski ditulis dnegan ringan, tapi nuansa klasik Cina-nya tetap terasa. Saya pun akan segera melanjutkan ke buku berikut. Oh ya, buku yang sudah terbit ada 3 buku, menyusul buku keempat yang akan terbit tahun ini. Sebuah perusahaan film di Hong Kong juga akan mengangkat cerita ini ke layar lebar.

Comments

  1. kreatif bener ya penulisnya ... mengadaptasi cerita klasik Cina ke zaman modern, dan jadilah sebuah buku .... :)

    ReplyDelete
  2. Zaman sekarang, saat ide "tidak ad ayang benar2 baru", maka kreativitas lah yang bermain ;)

    ReplyDelete
  3. Zaman sekarang, saat ide "tidak ad ayang benar2 baru", maka kreativitas lah yang bermain ;)

    ReplyDelete
  4. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete

Post a Comment