Ibu, hati-hati dengan amarahmu....

Cerita ini saya olah dari curhat sahabat saya beberapa hari lalu dalam sebuah forum. Jujur, saya merinding mendengarnya. Benar-benar mengingatkan kembali arti seorang ibu. Ibu, sosok yang disebut tiga kali oleh Rasulullah untuk dihormati sebelum ayah. Maka doa ibu pun begitu dahsyat. Begitu pula amarahnya, sehingga kita pun sangat familier dengan legenda Malin Kundang. Semoga bermanfaat buat para orangtua, wa bil khusus para ibu, dan calon ibu (seperti saya :)

=====


Sore itu aku baru pulang dari bekerja. Badan dan pikiran yang lelah karena persoalan menumpuk di tempat kerja, membuat kondisi emosiku agak labil. Sampai di rumah aku berharap tak mendapati hal yang membuat emosiku makin naik. Memiliki tiga anak yang sangat aktif sering kali membuat emosiku naik turun.

Keinginanku untuk mendapat ketenangan sejenak di rumah tak terkabul. Sore itu sesampai di rumah, ketiga anakku belum mandi dan rumah berantakan. Meski memiliki khadimat, tapi khadimatku masih terlalu muda, sehingga banyak pekerjaan yang tak tertangani dengan baik olehnya.

Sulungku yang berusia 6 tahun asyik dengan game. Putri keduaku dan si bungsu asyik bermain, berlari ke sana kemari. Emosiku mulai kembali naik.

”Ummi, Haris dari tadi disuruh mandi nggak mau...” lapor khadimatku.

Haris masih asyik bermain game.

“Haris, mandi…” kataku berusaha lembut.

”Nggak mau ah!”

”Haris, mandi sama Mbak sekarang...” suaraku mulai keras.

Haris tak bergeming.

Rasa lelah, pikiran yang masih penuh, ditambah khadimat yang tak becus dan si Sulung yang tak mau menuruti perintahku, makin menambah emosi di dada.

”Haris, mandi sekarang juga!” kali ini aku benar-benar tak bisa mengontrol ucapanku. Kurasa suaraku begitu keras.

Haris tampak kaget. Tapi hanya sejenak. Kemudian dari mulut mungilnya kudengar kata... ”Entar, Bego...”

Hooh, rasanya emosiku sudah tak di dada lagi, tapi sudah naik hingga ubun-ubun. Dari mana dia mendapat perkataan itu? Bagaimana mungkin Haris-ku bisa berkata seperti itu pada ibunya...?

Kupegang kedua bahunya, masih dengan amarah di dada. ”Bicara apa kamu? Dari mana dapat omongan itu? Dengar ya, UMMI NGGAK IKHLAS kamu bicara seperti itu. Ummi nggak ikhlas! Sekarang juga kamu minta maaf!”

Rasanya lisanku sudah tak terkontrol. Kulihat Haris tampak diam dan takut.

”Ayo, minta maaf sama Ummi!”

”Ma-af, Mi...” dengan terbata Haris berucap.

”Ya sudah, Ummi maafkan. Sekarang kamu mandi sama Mbak!” kataku. Ucapan ”Ummi maafkan” sepertinya hanya sekadar saja keluar dari mulutku. Amarah dan kecewa anakku mengucapkan kalimat ”Entar, Bego...” masih menggumpal di dadaku.

***

Keesokan harinya, amarahku sudah terkikis. Sore hari aku mengecek pelajaran Haris. aku ingat esok hari Haris ada tugas mengulang mengulang hafalan.

”Ah, surat-surat yang mesti diulang hampir semua sudah Haris hafal. Insya Allah, Haris bisa,” kataku yakin.

Setelah itu aku membantu Haris untuk mengulang hafalan.

”Ayo, baca bismillah dulu, Ris...”

”Bis...” suara Haris terputus.

”Lho kok, bis... bis-millah...”

”Bis...” lagi-lagi suara Haris terputus.

”Haris... jangan bercanda. Ayat Al Quran jangan dipermainkan. Ayo ulang lagi, bismillah...”

”Bis...”

”Haris!” emosiku mulai naik.

”Tapi, Mi... Haris nggak bisa...”

”Masak bismillah saja tidak bisa, bis-mi-Allah...”

Haris mencoba mengulang, tapi lagi-lagi terhenti di kata ”bis”. Aku benar-benar tak habis pikir.

”Haris! Ummi serius ini. Kamu jangan bercanda, mempermainkan ayat Al Quran! Coba, A-L-L-A-H...”

”A.... A... Ummi haris nggak bisa...”

”A-L-L-A-H.... ulang lagi... A-L-L-A-H… BISMILLAH…”

“A…. A…”

Aku mulai panik. Kuamati wajah Haris. Dia tak terlihat bercanda atau mempermainkanku.

“Istighfar dulu, Ris, As-tag-fi-ru-llah…”

”Astagfiru...” lagi-lagi suara Haris terputus.

Aku semakin panik. Ada apa dengan anakku? Padahal dia sudah hafal setengah juz 30. bagaimana mungkin menyebut ”bismillah”, ”astagfirullah,” bahkan ”Allah” saja tak bisa...?

Aku berusaha menenangkan diri. ”Yuk, bareng Ummi... kita istighfar...”

”Astagfirullah...”

Namun lagi-lagi, Haris tak dapat menyelesaikan kalimat tersebut.

Aku benar-benar tak habis pikir. Beberapa kali kuminta Haris mengulang kata Allah, Allah, Allah... tak juga bisa.

Tiba-tiba runtunan kejadian kemarin berkelebat di otakku. ”Astagfirullah....” kuucap berulang kali.... Kalimat ”ummi tidak ikhlas” terngiang-ngiang. Inikah yang menyebabkan Haris tak dapat menyebut kata Allah? Tapi bagaimana mungkin? Haris masih kecil, baru 6 tahun...

Namun, tak ada yang tak mungkin bagiAllah untuk menunjukkan kuasa-Nya. Langsung kupeluk Haris, air mata berbulir jatuh.

”Maafkan Ummi, ya, Ris... maafkan, Ummi. Ummi juga memaafkan semua kekhilafan Haris. Ummi maafkan kesalahan Haris...” Kupeluk Haris makin erat. Haris tampak tak mengerti. Air mataku menderas. ”Maafkan Ummi... dan Ummi maafkan Haris...”

Setelah beberapa saat menenangkan diri, aku minta Haris untuk sama-sama membaca istighfar kembali. Dan... subhanallah... tanpa kesulitan Haris mengucap dengan lancar. Dan kemudian kalimat bismillah, dan kemudian surat-surat Al Quran yang hendak ia ulang, semua lancar dibaca.

Subhanallah, Allahu Akbar... betapa kecil kurasa diriku saat itu. Teringat aku kisah Al Qomah pada masa Rasulullah, yang mulutnya terkunci tak dapat mengucap ”Laailahailallah” saat sakaratul maut, karena sang Ibu tak ikhlas padanya.

Aku bersimpuh.... Ampuni aku, ya Allah....


# to my beloved sister "ML": daku tulis ya, pasti dikau izinin kan? :). maaf kalau redaksionalnya sedikit berbeda, secara daku nggak rekam curhatanmu :)

Comments

  1. ah.. Jdi ga bisa komen.. Speechless bgt juga

    ReplyDelete
  2. Ya Allah....jazzakillah khair mba..hiks

    ReplyDelete
  3. @ ira & dyo: sama, saya pas dengar langsung juga sempat spechless...

    @ elly & febi: sama-sama, non...

    ReplyDelete
  4. @ ira & dyo: sama, saya pas dengar langsung juga sempat spechless...

    @ elly & febi: sama-sama, non...

    ReplyDelete
  5. boleh disebarin, mbak? ditulis oleh ramadiyanti?

    untuk bahan renungan para ibu..

    ReplyDelete
  6. bole nit.
    ditulis oleh Dee dari curhat seorang sahabat, gitu aja :)

    ReplyDelete
  7. Ya Allah.....
    astaghfirullah.

    tfs, mbak ..

    ReplyDelete
  8. Ya Allah, rasanya tergetar bgt.
    Izin copas y mba

    ReplyDelete
  9. makasih mba udah di ingetin.. td jg abis marahin Bintang :((

    ReplyDelete
  10. Ngga bisa berkata-kata ='O
    Mbak, saya mau izin copy ='(
    TFS.

    ReplyDelete
  11. Tadi ikutin linknya dari Mbak inna. Mbak, boleh dicopas gak?
    Ceritanya penuh ibrah...

    ReplyDelete
  12. Subhanallah, merinding aku Mba...
    Terima kasih sudah berbagi, huhuhu...

    *OOT: Mba, sudahkah dikau terima smsku?*

    ReplyDelete
  13. Mba Dee, naskah begini dikumpulin bagus banget loh, inspiring dan MENGINGATKAN KITA KEMBALI... utk terus berbakti... hiks...

    ReplyDelete
  14. Baca di taksi masuk pasar sambil sesungukan...

    ReplyDelete
  15. ya Allah..*inget suka susah nahan emosi..

    ReplyDelete
  16. ya Allah..*inget suka susah nahan emosi..

    ReplyDelete
  17. Subhanallah.. bener2 gatau mau komen apa.. i miss u,mom.. smoga Allah selalu menyayangimu..
    thx ya mb.. nice story..
    ijin co-pas y mb..

    ReplyDelete
  18. *tarik nafas panjang* Astaghfirulloh.. Allohu AKbar..

    perlu d copas atau d link nih, Mba..penting ...
    mdh2n smakin bnyak tersebar, bs mberikan pencerahan u/yg lain..

    ReplyDelete
  19. *glek*....boleh di share ya mbak untuk keluarga...makasih mbak dee

    ReplyDelete
  20. astaghfirulloh.. jadi inget kalo pas ngomelin anak2.. hik hik...
    maafkan bunda ya nak..
    TFS mbak..

    ReplyDelete
  21. makasih y Dee, memang yg kayak2 gini ibu ibu perlu banget,krn keseringan ibu2 yg suka ngomelin anak hiks..aku juga sring diingatkan kalo ngomel yg baik baik aja ke anak. Smg kita dijauhkan drai hal yg tdk diinginkan, amien

    ReplyDelete
  22. Ijin copas ya mbak, dng menyebutkan penulisnya.

    ReplyDelete
  23. terima kasih mbak Dee udah ngingetin,
    astagfirullah3x...

    ReplyDelete
  24. Makasih buanyak buat semua komen dari MPers. Silakan kalau mau co-pas :)

    ReplyDelete
  25. tadi aku buka milis flp.aki janus menulis kalau hari ini mba ultah. met ultah ya mba dee,smoga Allah selalu menyertai mba dee dalam segala aktifitas mba yang padat. met ramadhan dan semoga mba termasuk orang yang mndapt malam sribu bulan.

    ReplyDelete
  26. TFS ukhti, boleh ijin co-pas ya, malu sekali mengingat seringkali saya sulit mengontrol emosi ketika si sulung berulah *astaghfirullah*

    ReplyDelete
  27. @ momonganak & adearin: silakan mba dicopas...

    @ soeto: wah, abru baca, makasih bayak ya doa dan ucapannya :)

    ReplyDelete
  28. Hiks..kekuatan ucapan seorang ibunda benar benar berkecepatan seperti cahaya ato mungkin lebih cepat, hmmm..

    Bunda Dee, matur nuwun sudah ngingetin..izin copas pula pastinya dengan tetap d link ke dikau:D

    ReplyDelete

Post a Comment