Afra, Sinta, dan Napas Panjang

Saya menulis ini untuk milist FLP, tapi sepertinya sebagian teman MP mengenal juga dua penulis ini :)

========

AFRA, SINTA, DAN NAPAS PANJANG

Kalau saya sebut nama Afra, sebagian besar anggota milist pasti tahu dong siapa dia? Begitu juga Sinta Yudisia.
Yup, Afra = Afifah Afra = Yeni Mulati = Ketua  FLP Wilayah Jawa Tengah (merangkap Pengurus PSDM BPP FLP). Sedangkan Sinta = Sinta Yudisia = Ketua FLP Wilayah Jawa Timur (yang juga anggota Majelis Penulis FLP).

Sejak dulu saya telah menyimpan kekaguman pada dua penulis FLP yang sangat produktif ini. Saat Silnas FLP di Depok beberapa bulan lalu, saya sempat bertanya pada Mbak Sinta, kok kayak “nggak ada matinya” nulis, bisa dibilang hampir setiap bulan keluar buku terbarunya. Mbak Sinta menjawab dengan cukup singkat: “Hm… apa ya, Dee, sudah panggilan jiwa. Rasanya nggak enak kalau setiap hari nggak nulis.” Jawaban yang bikin saya nyungsep.

Begitu juga Afra, pernah dalam wawancara buat Annida, saya tanya tentang produktivitasnya dalam menulis. Jawabannya senada dengan Mbak Sinta. Afra juga sosok penulis yang multitalent, bisa menulis jenis apa saja, fiksi-nonfiksi, remaja-dewasa, serius-funky. Dia juga penulis yang bisa menulis kapan saja (bahkan saat rapat sekalipun!). Juga menulis beberapa novel dalam waktu bersamaan (ini bikin saya tambah nyungsep-sep!). Afra misalnya pernah menulis 4 buah novel dan selesainya juga berbarengan (kalau nggak salah Topan Marabunta, Trilogi Bulan Mati yang terakhir, dan apa gitu---agak lupa, tapi pernah dimuat Annida).

Lantas apa hubungannya dengan “napas panjang”?
Duluuuu sekali (kesannya jaman Flinstone :D), pernah ada diskusi (wacana?) di milist ini. Maksudnya tentang penulis yang rajin membuat novel panjang (bukan 100-200 halaman, tapi di atas itu). Nah, Afra dan Mbak Sinta, selain produktif, juga penulis yang punya napas panjang. Tak sekadar itu, mereka juga penulis yang rajin riset (selain Tasaro—halo bos, kok gak kedengaran kabaranya?; Sakti—udah lama buku barunya nggak keluar, hehe; Agustrijanto, Novia Syahidah, dll—maaf yang namanya lupa kesebut).

Nah, ada buku terbaru dari Afra dan Sinta yang kembali membuktikan napas panjang dan unsur riset yang kuat. Afra dengan KATASTROFA CINTA, dan Mbak Sinta dengan THE ROAD TO THE EMPIRE: KISAH TAKUDAR KHAN, PANGERAN MUSLIM PEWARIS MONGOL.

Dalam “Katastrofa Cinta”, Afra mengangkat kisah seorang wanita yang pernah menjadi Gerwani dari era 45, 65, hingga 98 (tahu dong momen-momen apa yang terjadi di tahun-tahun tersebut?). Makanya, novel ini dilabeli dengan “Novel Lintas Zaman”. Wuihh, bombastis kah? Tidak juga. Saya termasuk orang yang mengikuti karya-karya Afra (cieeh), dan saya perhatikan si Neng satu ini semakin matang dalam berkarya.

Begitu juga dengan Mbak Sinta. “The Road to the Empire” (TRttE) adalah karya Mbak Sinta yang makin matang. Novel ini berkisah tentang Takudar Khan, generasi ketiga Jenghiz Khan yang menjadi Muslim dan memerintah kekaisaran Mongolia. Yang pernah baca novel “Sebuah Janji” dan “The Lost Prince” mungkin ngeh dengan novel ini. TRttE adalah sequel dari dua novel tsb. Tapi, saya jamin, yang satu ini benar-benar keren! Dengan tebal hampir 600 halaman, Mbak Sinta menulis dengan riset yang sangat kuat, detail, dan indah. Berbagai emosi mengaduk batin saya kala membacanya. Dan yang benar-benar saya suka, cerita dan tokoh-tokohnya “alami” (nggak hitam putih).

Alhamdulillah, Katastrofa Cinta baru saja terbit. Silakan dicari bukunya ;). The Road to the Empire insya Allah terbit awal Desember. Keduanya terbitan Lingkar Pena Publishing House ;).

Berikut sinopsisnya.

KATASTROFA CINTA
Penulis: Afifah Afra
Penerbit: Lingkar Pena Publishing House (2008)
Jumlah halaman: 264
Editor: Taufan E. Prast.
Harga: Rp39.500

Zaman yang bergerak membawa pengembaraan Astuti melewati ruang-ruang yang terus berganti. Sesak napasnya dalam kegelapan mata dan hati. Negeri matahari tak menyisakan cahaya, ia tetap dalam ruang gelap. Menjadi perempuan yang terus merayap. Karena pahlawannya ternyata lelaki yang lemah hati.

Deraan terus mengamit langkah, Astuti harus berjibaku di ruang gelap lain. Turut berkecamuk dalam riuh sengketa. Bertarung dengan hati dan dan darah yang larut bergolak. Semua beradu kuat, ada amarah yang terus murka dan dendam yang terus menyala. Astuti terus memuai, kadang ia menjadi air, melarutkan kegagahan. Sekali waktu ia menjadi racun, meracuni dirinya. Mengempas ke ruang gelap berikutnya dengan label yang berganti.

Perjalanan hidupnya adalah sebuah katastrofa. Astuti adalah katastrofa itu sendiri. Dimana ia beserta dalam setiap derap peristiwa. Merayapi waktu yang terus berkelindan, bergejolak dari api ke api.

 



THE ROAD TO THE EMPIRE
Penulis: Sinta Yudisia
Penerbit: Lingkar Pena Publishing House (2008)
Jumlah halaman: 600
Editor: Taufan E. Prast.

Takudar, Arghun, Buzun, adalah tiga putra Tuqluq Timur Khan, penguasa kekaisaran Mongolia, keturunan Jenghiz Khan. Setelah pembunuhan terhadap Kaisar dan permaisurinya, Takudar, Pangeran Kesatu yang juga pewaris sah tahta kekaisaran, menghilang. Arghun Khan, Pangeran Kedua naik menjadi Kaisar dengan konspirasi dan bantuan Albuqa Khan, orang kepercayaannya. Sementara Buzun, Pangeran Ketiga, tetap mengabdi di kekaisaran, tapi dengan rasa rindu dan penasaran terhadap hilangnya sang kakak, Takudar.

Arghun Khan menjadi Kaisar dengan semangat ekspansi untuk menguasai dunia, melanjutkan kebesaran leluhurnya, Jenghiz Khan. Ia bahkan berambisi menaklukkan Jerusalem. Namun, dalam gerakan penaklukan dan usaha meluaskan wilayah kekuasaan dengan ambisi yang begitu besar, selalu rakyat yang menjadi korban. Termasuk di dalamnya masyarakat Muslim, yang sejak Khalifah Rasyidin telah menyatu dengan bangsa Mongolia sebagai warga minoritas.

Bagi masyarakat Muslim Mongol, membiarkan gerakan ekspansi berarti juga menyiapkan kuburan massal. Tak ada pilihan, perlawanan harus dilakukan. Pada saat bersamaan, Pangeran Kesatu yang dalam pelariannya diselamatkan oleh orang-orang Muslim, telah kembali. Meski  tersisih, menggelandang, dan tak punya kekuatan pasukan, menegakkan kembali kebenaran sejarah adalah sebuah hal yang niscaya. Bersama orang-orang Muslim, Baruji alias Takudar Muhammad Khan merencanakan perlawanan untuk merebut tahta. Buzun, Pangeran Ketiga pun berada dalam dilema. Haruskah ia memihak salah satu kakaknya? Di sisi lain, perempuan-perempuan yang ada di sekeliling Arghun, Takudar, maupun Buzun, memainkan peran masing-masing. Almamuchi alias Uchatadara, gadis dari suku Tar Muleng yang selama ini setia menjadi pelayan Takudar. Urghana, putri Albuqa Khan yang mencintai Buzun, tapi harus menghadapi kekerasan hati Arghun, yang juga mencintainya. Selir Albuqa Khan, Han Shiang, yang licik. Juga Karadiza, gadis Muslim pemberani.

Maka, intrik dan konspirasi politik pun bertabur dalam novel ini. Berbalut kisah heroisme dengan bumbu romantisme yang tak berlebihan.



Yang mau kenalan dengan Afra :-)











Comments

  1. makasih, kang. emang penulis2 hebat mereka :)

    ReplyDelete
  2. ga mau baca sinopsisnya! :D

    Afra, aku padamu deh
    mba sinta, tadinya ga ngefans, tapi makin kesini makin suka dengan tulisannya. iya mba, fe dah baca Sebuah Janji.
    Pokoknya kalo udah ada unsur sejarahnya sukaaa bangeeet


    e mba, febi juga rajin nulis, tapi di multiply *gituh kok pede ye?*
    hihi

    ReplyDelete
  3. covernya keren euy. Aku baru nyelesein de winst-nya mba afra. Top abiz deh :)

    ReplyDelete
  4. para penulis flp jadi tambah keren2...
    asyik nih.. ^_^

    ReplyDelete
  5. woowww...!
    mengagumkaannnnn...!!!
    saluuuttttt...!

    ReplyDelete
  6. siapa dulu dongg CEO nya ...mbak dee gt lho...;)

    ReplyDelete
  7. Kereeen....mau deh dikasih...*lirik kiri kanan:D*

    ReplyDelete
  8. Wah iya, merasa terhormat banget sempat ketemu mbak berdua yang low profile ini. Mana mereka berdua ini punya anak-anak yang masih kecil. Salut!

    ReplyDelete
  9. saya tenggelam dalam sekali dengan kedua buku itu... huh, luar biasa... salut.

    ReplyDelete
  10. Afra n sinta, dua2ny my fav lho..Tp dah lama ga hunting novel mereka lagi

    ReplyDelete
  11. wow...keren... ^_^
    selain isi kedua buku ini yang bagus, design covernya juga bagus, mbak.
    kuperhatikan semakin lama design cover buku-buku LPPH semakin keren ^_^
    aku suka banget design cover buku-bukunya yg sekarang ^_^

    mbak afra & mbak sinta emang top bgt deh! ^_^

    ReplyDelete
  12. Aku pernah baca proses kreatif mereka berdua, Mbak Dee..sangat kagum:)
    Wah, postingan ini menggelitik aku yang lagi puasa belanja buku nih:p

    ReplyDelete
  13. wah, kalo sdh penulis hebat pakai riset segala yah?
    mmm pastinya buth biaya gak sedikit

    ReplyDelete
  14. Wuihh..covernya kerennn banget. APalgi yang punya mba Sinta..

    ReplyDelete
  15. ayo mbak dee jangan nyungsep terus, ntar digigit kucing loh hehe...

    insya allah bukunya dalam daftar nih, penasaraaan

    ReplyDelete
  16. *ngangkat Dee yang nyungsep*
    gantian Dee, gw mo nyungsep, elo ntar bangunin gw yaa :D

    ReplyDelete
  17. @ rageus: gw juga nyungsep gara2 elo ;p. bilangnya seh 200 hlmn, eh cuma 1 1/2 spasi dan fontnya kecil, pas gw ganti 300 hlmn lebih bo! huehehe

    @ ummuthoriq: hahaha. iya, beli mbak teti ;). katastrofa cinta sudah ada di toko buku, road t teh empire insya ALlah pertengahan desember.

    @ diansya: alhamdulillah, makasi mba aan :)

    @ myhartono: penulis hebat itu yg menyebarkan kebaikan :). riset gak harus "berkunjung" kok, skrg kan jaman internet. tapi dalam kondisi tertentu, survei langsung emang bakal lebih kuat.meski tergantng penulisnya juga sih :).

    @ rinurbad: asiiik, mba rini mo belanja buku, hiihihi

    @ mutiaracinta: alhamdulillah, makasih banyak lia. masih s ditingkatkan lagi, doakan ke depan lebih baik lagi :)

    @ luvhoney: hayooo, hunting lagi! :D

    ReplyDelete
  18. @ kangtaufan: sapa dulu editornya.. *wink-wink*

    @ dialogkecil: eitt, jangan salah, dialogkecil ini juga penulis keureenn ;)

    @ trasyid: beli beli! hehe

    @ fithab: haha, haoo maen dulu ke sini ;)

    @ dinauliya: hahaha, gak lah, baru juga sebulan, blm ada efek ;). eh dn, piye kabare??

    @ ti2n: makasih tin kekagumannya pada mbak (ehh salah dueeehhhh) hehe

    @ liakagura; sapa dulu dong layouternya (halah)

    @ wiwiek: beli yg ini ya, wik, hehe

    @ annidalucu: iya, tahu bgt febi ngefans ma afra ;D
    eit jgn salah, itu modal yang buagus bgt fe ;)

    ReplyDelete
  19. iya, salut banget deh.. 'energi menulisnya' hebat bener..
    mb izzatul jannah juag dibahas donk mbak sekali2.. aku fans beratnya heheheh :P

    ReplyDelete
  20. cover keren dan isinya kayaknya keren (belum baca sih)..

    huh kok di list bulan depan jadi tambah 2 lagi, bingung neeh milih..

    ReplyDelete
  21. pesen dong, Dee... Please... Aku mau beli! Aku ngefans sama keduanya:).
    Btw, aku mau kontak Sinta kok gak bs2 sih ya?

    ReplyDelete
  22. @ unisa: mba i-je? hehe, o iya. kapan2 ya, ren. si ibu soale sibuk bener (lha apa hubungannya? :D)

    @ bearahmat: dijamin keen, mat. beli yak! hehe

    @ ifa: oke mbak. insya Allah ada kok di toko buku. yg Katastrofa udah ada, road to theempire insya Allah akhir desember masuk ke toko buku mbak.
    kontak mbak sinta? emang kadang suka error hehe. nanti aku sms nmrnya ya mba

    ReplyDelete
  23. mudah2an sempet ke TOga Mas... bisa dapet harga miring dan disampulin lagi heheheh

    ReplyDelete
  24. Eh Mba Dee ... dirimu dulu jadi ngirim buku ke tempat saya lagi gak setelah yang pertama dibalikin sama Pa Pos ? huahahahah masih ngarep euuuuyyyyyyyyyyyyy

    ReplyDelete
  25. Aku baru aja mulai baca yang Katasfora Cinta. Thx kiriman bukunya buat Annida. Btw, kok yang road to the the empire gak sekalian kirim juga, mba? :P

    ReplyDelete
  26. salut mbak buat resensinya

    sedikit saran neeh boleh kan..
    gimana kalau postingan resensi bukunya agak diperpanjang, sukur-sukur seh kalau nulis resensinya dari bab satu sampe tamat..lho.?..he..he..he

    ReplyDelete
  27. baru selesai baca Katastrofa Cinta empat hari yang lalu, waktu Hari Kamis itu. Wih, salut. Dan seperti biasa, yang bikin nyungsep aku adalah akhir cerita itu..
    Jadi, si Mei Hwa yang nikah dengan Firdaus itu sebenernya sedarah ya? Dan, saya merasa terlibat dalam putaran alur yang melompat tetapi tetap runut dan kronologis, sistematis menjadi sebuah cerita yang --jujur-- udah bikin dada ini nyesek antara kwesel, mau marah, gemes, tapi juga kasihan, dan iba ma tokoh Astuti. Coba dulu Bapaknya, Mukhlis, nggak meninggal dan dia tetap punya nama fatimatuzzahro ya.. :)
    Semua jempolku untuk mba Afifah deh..
    Mba dee, masih kutunggu road to the empirenya ya.. ;P

    ReplyDelete
  28. Mantap nih

    Subhanallah

    kereen,,bingung mau ngomong apa lagi

    ReplyDelete
  29. Daftar Penguasa Mongolia
    Khan Besar (Great Khan) :
    1206-1227 Genghis Khan
    1229-1241 Ogedei Khan (Khakhan) - Putra Genghis Khan
    1246-1248 Guyuk Khan (Khakhan) - Putra Ogedei
    1251-1259 Mongke / Mengku Khan (Khakhan) - Putra Tuli
    Setelah wafatnya Mongke, pada tahun 1260, 2 Khakhan terpilih dan saling bersaing dalam Khuriltai : Ariq-Boke (saudara Kubilai), yang memerintah dari Karakorum, dan Kubilai, yang memerintah dari China. Kubilai mengalahkan Ariq-Boke pada tahun 1264, sehingga kepemimpinan mongolia pun tetap tunggal.
    1264-1294 Kubilai Khan (Khakhan)
    Setelah wafatnya Kubilai, Tidak ada lagi pemilihan Khan Besar. Kekaisaran Mongolia terpecah-pecah menjadi negara-negara otonom, yaitu : Dinasti Yuan di Cina, Golden Horde di Rusia, Chagatai Khanate di Asia Tengah, dan Il Khanate di Persia.

    Wali (Penguasa sementara) menjelang pemilihan Khan Besar.
    1227-1229 Toli – Putra Genghis Khan, Ayah dari Kubilai, Mongke, Ariq boke dan Hulaghu.
    1241-1246 Toregene Khatun – Istri Ogedei, Ibu Guyuk
    1248-1251 Oghul Ghaymish

    *Kaisar Dinasti Yuan (1272-1368) yang menguasai daerah Cina

    1260-1294 Kublai Khan (Shizu)
    1272-Kubilai menggunakan Gelar Dinasti Yuan
    1294-1307 Temur Oljeytu Khan (Chengzong)
    1307-1311 Qayshan Guluk / Hai-Shan (Wuzong
    1311-1320 Ayurparibhadra / Ayurbarwada (Renzong)
    1320-1323 Suddhipala Gege’en / Shidebala (Yingzong)
    1323-1328 Yesun Temur (Taidingdi)
    1328 Arigaba / Aragibag (Tianshundi)
    1328-1329 Jijaghatu Toq-Temür (Wenzong)
    1329 Qoshila / Qutuqtu (Mingzong)
    1329-1332 Jijaghatu Toq-Temür (Wenzong)
    1332-1333 Rinchenpal Irinchibal (Ningzong)
    1333-1368 Toghan-Temür (Shundi )
    Kekuasaan Mongolia di China berakhir pada tahun 1368. Toghan-Temur wafat pada tahun 1370 di Karakorum. Keturunannya memegang kekuasaan di Mongolia sampai wafatnya Titulair Khan (Khakhan) pada 1634

    *Il-Khanate Persia (1260-1335) yang menguasai daerah persia hingga perbatasan Syria (Iran, Iraq, Afghanistan, Turkmenistan, Armenia, Azerbaijan, Georgia, Turkey, dan Pakistan Barat)

    1256-1265 Hülegu (cucu Genghis Khan, adik Kubilai)
    1260-Mengambil langkah politik dengan mendirikan Pemerintahan Il-Khanate
    1265-1282 Abaqa : Putra Hulaghu
    1282-1284 Ahmad Tegüder (Takudar Khan) : Putra Hulaghu dan masuk Islam
    1284-1291 Arghûn : Putra Abaqa, memberontak pada Takudar Khan.
    1291-1295 Gaykhatu
    1295 Baydu
    1295-1304 Mahmûd Ghâzân : Pada masanya Islam menjadi agama negara. Tapi tetap memerangi negeri muslim lainnya. Akhirnya berperang dengan Mesir dan dikalahkan. Dalam pasukan Mesir terdapat Syeikh Ibnu Taimiyah.
    1304-1316 Muhammad Khudâbanda Öljeytü
    1316-1335 Abû Sa’îd
    Il-Khan menjadi lemah setealah wafatnya Abu Said, dan terpecah-pecah menjadi beberapa wilayah yang otonom. Keadaan ini mirip dengan yang terjadi dalam Kekaisaran Mongolia, dimana Keruntuhannya begitu cepat setelah masa keemasannya. Daratan Persia kelak dipersatukan kembali oleh Timur Lenk.

    *Chagatai Khanate yang menguasai daerah Asia tengah yaitu dari daerah selatan Laut Kaspia sampai Pegunungan Altai (daerah perbatasan China dan Mongolia). Termasuk kota Bukhara, Samarkand dan Kabul.

    1227-1244 Chagatai (Putra dari Genghis Khan)
    1244-1246 Qara Hülegü
    1246-1251 Yesü Möngke
    1251-1252 Qara Hülegü (kembali berkuasa)
    1260-1266 Orqina Khâtûn
    1266 Alughu
    1266-1271 Mubârak Shâh
    1271-1272 Baraq Ghiyâth ad-Dîn
    1272-1282 Negübey
    1282-1306 Toqa Temür
    1306-1308 Du’a
    1308-1309 Könchek
    1309 Kebek
    1309-1320 Esen Buqa
    1320-1326 Kebek
    1326 Eljigedey
    1326 Du’a Temür
    1326-1334 Tarmashîrîn ‘Alâ’ adDîn (Masuk Islam yang mengakibatkan terpecahnya kerajaan)
    1333-1368 Taliqu
    1334 Buzan
    1334-1338 Changshi
    1338-1342 Yesün Temür
    1342-1343 Muhammad
    1343-1346 Qazan
    1346-1358 Danishmendji
    1358 Buyan Quli
    1359 Shâh Temür
    1359-1363 Tughluq Temür : Sewaktu muda

    ReplyDelete

Post a Comment