My Salwa My Palestine

Rating:★★★★
Category:Books
Genre: Literature & Fiction
Author:Ibrahim Fawal
Sudah baca buku ini tahun lalu, sudah bikin resensinya juga di Annida. Baru ingat pas momen peringatan peristiwa annakba, Mei ini.

=============

My Salwa My Palestine: Di Atas Bukit Tuhan
Kisah Tentang Kesetiaan pada Tuhan, Tanah Air, dan Kemanusiaan
Penulis: Ibrahim Fawal
Penerbit: Mizan, 2007
Tebal: 586 halaman

Tak ada tragedi paling memilukan selain terusir dari negeri sendiri. Ketika sekelompok entitas (dengan bantuan sekian bangsa) mengakuinya atas dasar kitab suci yang kemurniannya pun entah.

Tahun 1947 bagi Yousif Safi, pemuda Palestina berusia 17 tahun adalah tahun menjelang kelulusan SMA. Tahun 1947 adalah tahun saat mandat Inggris atas Palestina berakhir. Seperti pemuda-pemuda lain, selulus SMA Yousif ingin kuliah dan mengejar impian sebagai pengacara, serta menikahi gadis pujaannya, Salwa.

Yousif anak satu-satunya dari Jamil Safi, seorang dokter terkenal di kota Ardallah yang bercita-cita membangun rumah sakit. Keluarga Yousif penganut Nasrani yang taat. Yousif bersahabata dengan Amin, seorang Muslim, dan Isaac, yang keturunan Yahudi. Suatu hari tiga sahabat tersebut memergoki sekelompok wisatawan yang datang ke Ardallah dengan gerak-gerik mencurigakan. Mereka curiga. Dan kecurigaan mereka terbukti, ternyata para turis itu adalah kaum Zionis yang sedang mengamati daerah Ardallah.

Pada tanggal 29 November 1947, DK PBB mengeluarkan Resolusi DK PBB No.181 (II) yang membagi Palestina menjadi tiga bagian. Hal ini mendapat protes keras dari penduduk, termasuk penduduk Ardallah. Petaka pun datang pada 14 Mei 1948 saat kaum Zionis memproklamirkan berdirinya negara Israel. Puluhan ribu rakyat Palestina terusir dari kampungnya. Tentara Zionis juga menyerang dan membumihanguskan kota-kota.

Serangan akhirnya tiba ke Ardallah. Ayah Yousif tewas dalam sebuah usaha mempertahankan kota. Sementara sebelumnya, Isaac, sahabat Yousif juga tewas karena dipaksa menjadi Zionis dan menyerang Ardallah. Kisah cinta Yousif pun bagai gelegak perang, karena Salwa dijodohkan orangtuanya oleh Adel Farhat. Yousif dan keluarganya, serta semua penduduk Ardallah harus terusir, setelah sebelumnya mengalami kekejaman dari tentara Zionis. Rumah-rumah mereka dibom. Bahkan Hiyam, istri sepupu Yousif diperkosa di hadapan suami dan keluarganya. Mereka harus menjalani perjalanan panjang menuju Yordania dalam kondisi mengenaskan. Banyak yang tewas di tengah perjalanan, termasuk ayah Salwa.

Membaca novel ini, jujur, rasanya menggelegak. Ibrahim Fawal, sang penulis, menuturkan dengan detil. Tak heran, sebab ia merasakan sendiri hal tersebut. Terusir dari rumahnya, desa tempatnya lahir, dan tercabut dari negeri bernama Palestina.

Fawal dengan elegan menyandingkan kisah cinta Yousif-Salwa dengan perjuangan Yousif dan bangsanya mempertahankan negeri. Tak usah khawatir bahwa novel ini hanya kisah cinta semata yang berbalut peristiwa sejarah. Kisah cinta dalam novel ini cukup proporsional, tak berlebihan.

Saya kurang merasa "include" dengan novel ini di bab-bab awal. Rasanya kok setting seperti bukan di Palestine. Tapi setelah itu saya menikmati, mengalir, tak ingin jeda. Ada emosi kesedihan, marah, geram di sana.

Palestina memang lara tak berujung (hingga batu bicara kelak...). Setiap orang bisa bicara perdamaian, tapi perdamaian adalah anak kandung keadilan. Perdamaian hakiki akan tegak, mana kala keadilan pun ditegakkan. Dan keadilan adalah saat orang-orang Palestina memperoleh kembali tanah milik mereka yang dirampas Israel, saat Zionis Israel membebaskan ribuan--bahkan puluhan ribu tawanan Palestina, saat Masjidil Aqsha dibebaskan dari tangan kotor Zionis...

Novel ini mendapat penghargaan PEN-Oakland Award. Sang penulis sendiri, Ibrahim Fawal lahir di Ramallah, Palestina, dan pindah ke Amerika Serikat untuk melanjutkan studi di UCLA. Fawal pernah bekerja sama dengan David Lean dalam film Lawrence of Arabia.

Comments

  1. sepertinya covernya sekrang dah beda yah Mbak?

    ReplyDelete
  2. iya ya, na?? blm sempet liat2 lagi di toko buku. beberapa buku mizan emang dicover ulang, kayak Samita-nya Tasaro dan Kite Runner

    ReplyDelete
  3. kayaknya sih gitu mbak..*jadi ga yakin ..:-P*
    inna belum punya , karena liat covernya kali yah..

    to kill a mocking bird juga di cover ulang mbak.., jadi eye catching banget deh

    ReplyDelete
  4. yee, kirain dah lihat, hehe.
    wah, too kill dicover ulang juga? jangan2 mizan mengcover ulang semua bukunya hihi.
    too kill blm punya (baru baca doank), pengen beli deh (tapi npengennya cari diskonan 50% :D)

    ReplyDelete
  5. he..he.., karena liat sekilas minggu kemaren di Gramedia matraman

    inna baca too kill kok jadi ga semangat yah mbak..dah 2 minggu ga selesai2...hiksz. terjemahannya agak..*menurut inna sih*

    ReplyDelete
  6. tenaang, waktu baca bab2 awal too kill, mba juga agak kurang semangat, tapi di sinilah perjuangannya, nak. demi kebangkitan negeri, demi terhapusnya korupsi selama2nya dari muka bumi *halah*. bacanya emang kudu dengan perasaan, na, hehe.
    soal terjemahan, agak kaku gitu? hmm, mba gak begitu merasa spt itu sih, na. ada sih beberapa, tapi gak terlalu menganggu gitu. wallahu'alam ya, pan relatif yak. mungkin inna kudu shalat istikharah dulu, hihihi

    ReplyDelete
  7. gubrakk!!!!

    inna excitednya pas ditengah sih mbak..., mungkin karena liat buku lain yang ngantri pengennya cepet selesai malah ga dapet intinya

    *btw kok jadi bahas TKAMB sih? * qiqiiqiqi

    ReplyDelete
  8. iya neh, kok jadi too kil...
    kau yang memulai kau yang menghamili (lho, hihihi)
    bsia jadi, mba juga suka gitu, bahkan bisa sekaligus baca 3-4 buku. kalo bosen yg ini, pindah ke yang itu, hehe

    ReplyDelete
  9. jd inget Salwa Ziada...kalau nggak salah juga artikelnya dari Annida deh.

    Mba Dee dpt salam dari Ben,ditanyain kabarnya gmn skrg?

    ReplyDelete
  10. udah direview blm di blog mbak? ntar aku cari deh :). eh ya, dapet salam dari mba septi :)

    ReplyDelete
  11. eh iya ya? mba aja dah lupa, ve, hihi
    salam balik buat ben, kabarnya kabar-kabur, hehehe. alhamdulillah kabar baik, agakt2 refot, pusing, bingung mo ngerjain tugas yg mana (eh masih sempet2nya ngempi hihi). kangen ma ben, ve, dan ais neh.

    ReplyDelete
  12. udah donk. salam kembali ya buat ibu septi :)

    ReplyDelete
  13. ga mau baca resensinyaaaa
    pokoknya cukup liat mba ngasi 4 bintang, aku akan beliiii :D

    ReplyDelete
  14. Mba Dee, ikutan lomba blog gih, syaratnya ngeresensi buku2, nah Mba Dee kan udah banyak pisan resensinya, ini yg ke 79? ck ck ck, kereeeen bo :-)
    Hadiah utama 5 juta Mba, menggiurkan ya :-D Liat aja di MPnya Mba Sya :-D

    ReplyDelete

Post a Comment