The Wind That Shakes the Barley

Rating:★★★★
Category:Movies
Genre: Drama
Saya nggak terlalu banyak tahu tentang IRA (Irlandia Republican Army). Makanya penasaran juga pas dapat film ini. Apalagi saya suka sama lagu-lagu Irlandia yang melankolis dan menyayat itu. Apa hubungannya? :D, soale jadi inget Rebel Heart, Toss the Feathers, dan Erin Shore-nya Corrs. Back to topic, sepertinya nggak banyak film yang mengangkat tentang IRA (yang bukan dokumenter), jadi seneng banget bisa dapet nih film.

Deg-degan deh selama nonton. Sejak awal saya udah jantungan, sampai ending! Selain ceritanya yang memang sarat suspense, sinematografi film ini apa adanya. Kadang adegan-adegannya ‘terlalu kasar’, padahal bisa diperhalus dengan simbol-simbol misalnya. Untungnya adegan-adegan yang bikin sport jantung sedikit terbantu dengan landscape Irlandia yang indah.

The Wind That Shakes the Barley adalah kisah Irlandia di tahun 1920. Saat pekerja dari berbagai desa bergabung, menjadi tentara gerilya menghadapi kekejaman tentara Inggris yang ingin mencegah Irlandia merdeka dari Inggris.

Damien, seorang mahasiswa kedokteran yang akan kembali ke London, membatalkan rencananya saat melihat kebengisan yang dilakukan tentara Black and Tan terhadap negerinya. Saat seorang kerabat dibunuh di depan matanya. Saat harga diri bangsanya diinjak. Ia pun bergabung dengan Teddy, kakaknya, untuk berjuang meraih kemerdekaan bersama pejuang lain. Bahu membahu mereka berjuang dengan keterbatasan yang ada.

Perjuangan tersebut akhirnya mencapai titik terang dengan disepakatinya gencatan senjata dan penandatanganan perjanjian untuk mengakhiri pertumpahan darah. Di sinilah konflik kembali tajam, saat Teddy dan Damien berseberang jalan. Teddy bergabung dengan aliansi (atau apa ya, luppa) yang dibentuk oleh Inggris untuk membangun hubungan Iralandia-Inggris, Damien dan beberapa pejuang lain tak setuju. Konflik kakak beradik ini menambah kepekatan film.

Film bagus. Juga ironi. Kala kakak beradik berseberang jalan. Kala hati hancur saat harus memilih. Yang juga saya suka, peran wanita yang perlihatkan cukup jelas mendukung perjuangan. Sinead contohnya, seorang gadis yang disukai Damien, ia menjadi pembawa berita (perantara) antara pejuang dengan kondisi di luar. Ia juga harus rela digunduli kepalanya saat tentara Inggris menyerbu rumahnya dan ia tak mau menjawab di mana keberadaan para pejuang. Begitu juga para ibu dan nenek, yang geram dna melawan saat rumah mereka dibakar, anak dan adik mereka dibunuh di depan mata kepala mereka sendiri.

Sekali lagi: nih film bagooooouuusss *Indra Bekti banget seh!*

Produksi: 2006
Sutradara: Ken Loach
Pemain: Cillian Murphy, Liam Cunningham, Padraic Delaney, Orla Fitzgerald, dll.

Penghargaan: Golden Palm Cannes Film Festival


Comments

  1. lagi-lagi film bagus ya mbak dee.... heheheh....

    ReplyDelete
  2. iya antie, emang lagi seneng cari film2 yg dpt penghargaan intl. syukur dapet yg cukup bagus2. meski gak semua film yg dpt penghargaan bagsu (mnrt sya gituh :D)

    ReplyDelete
  3. harus nonton niiiiiiiiiy....
    ade paling suka nonton film yang berlatar jaman baheulaaa...
    kesannya gimanaaaaa gitu.... apalagi denger aksen irlandia.. duuuh, jadi ingat seseorang.... ;D

    ReplyDelete
  4. Abi biasanya demen yg suspense2 gitu...thanks infonya, Mbak :D

    ReplyDelete
  5. dah nyampe jepun belom ya?
    makasih resensinya jd pengen nonton

    ReplyDelete
  6. wayooo, inget sapahh?! ;)
    iya mbak, khas banget aksen Irlandianya. Aku ampe kudu konsen dengerin dialog2nya. Lebih susah ditangkep dibanding aksen Scottish. Mending aksen betawi dahh hehe.

    ReplyDelete
  7. Sila dicari, Nad.. suspensenya mungkin bkn suspense model film horor ya, tapi lebih ke pergolakan batin (lagian emang suspense buat film horor doang yak? *telmi ndiri :D*

    ReplyDelete
  8. Ehm, kurang tau ya Mbak Ani, coba cari di glodok (lho? hehe).
    Sama2 Mbak Ani :)

    ReplyDelete
  9. kalo ke jakarta sempetin aja cari DVDnya, sulaiman :)

    ReplyDelete
  10. klo mba dee punya dvdnya, mungkin bisa bantu kirim ke aceh... hehehe [provok]
    gw sih baru nonton hari jumat kemaren di blitz jakarta
    jd mikir: klo pejuang indonesia dulu semodel damien semua... kita ga terus kejajah spt sekarang
    [walau ga ada jaminan lebih damai juga]

    ReplyDelete

Post a Comment