The Kite Runner

Rating:★★★★
Category:Books
Genre: Literature & Fiction
Author:Khaled Hosseini
Endorsment untuk buku ini saya pikir hampir semua benar. Saya seperti tersedot membaca buku ini. Tersedot pada lorong tak berujung, pada sebuah negeri yang entah kapan lepas dari lara. Negeri jihad itu, Afghanistan.

Hampir semua aspek penulisan dalam novel ini tergarap dengan baik. Karakter yang kuat, plot yang terbangun dengan kokoh, diksi yang sederhana namun indah, kisah yang menyentuh... persahabatan dua anak lelaki, Amir dan Hassan, yang terkoyak karena kekerdilan. Kekerdilan yang lantas ingin ditebus. Penebusan yang ternyata membawa pada lembaran masa lalu yang terkuak.

Hubungan ayah dan anak yang penuh liku. Cinta, kasih sayang, perjuangan, yang menyimpan rahasia pahit. Dibalut setting negeri yak tak habis dilanda perang. Masa Zahir Syah, pendudukan Sovyet, Taliban.

Page turner. Beberapa kali saya sesak. Kadang terhentak. Gemas, bingung, marah, pedih.

Hanya saja, saya bertanya-tanya pada penggambaran Taliban. Benarkah begitu memuakkan seperti itu? Ada banyak ironi terselubung di balik kata Taliban. Ada banyak cerita tentangnya. Tapi “membaca” Taliban di novel ini rasanya seperti membaca tentara Kubilai Khan pada masanya. Juga pada kultur masyarakat Afghan itu sendiri, seperti ada yang tak lengkap terungkap.

Buku yang bagus katanya akan menyisakan banyak hal selesai kita melahapnya. Begitu juga saya saat sampai pada titik terakhir.

---------
Penerbit: Qanita
Tahun: 2006
Harga: Rp52.000,-

Comments

  1. Ada banyak cerita tentang Taliban, baik maupun buruk. Tapi, ada juga banyak pula cerita tentang Kubilai Khan, baik maupun buruk. Tergantung sudut pandang sejarah siapa yang kita gunakan.

    ReplyDelete
  2. Wah, akhirnya Mbak Dee udah baca juga ya :)) Tentang Taliban, kebetulan saya sempat nanya pada Dr. Hosseini. Kenapa sih, kok penggambarannya seperti itu, trus kenapa si .... (ga usah disebutin ya, siapa tau ada yang belum baca) yang jadi that particular taliban?

    Trus beliau menjawab, penggambaran taliban dalam buku ini didapat dari riset beliau dengan banyak wawancara dengan orang2 afghan sendiri, baik yang mukim di US maupun yang sempat merasakan era taliban di afghan. ga tau juga ya, mungkin dari riset itu, itulah yang beliau dapat. dan tentu saja ada pendapat pribadi pula lah.

    nah, tentang kenapa si ... menjadi that particular taliban, dia hanya menempatkan orang itu sebagai penutup circle of plot itu. tidak ada maksud lain, katanya. lagipula, ethnic cleansing yang dilakukan taliban itu benar-benar terjadi juga toh?

    ReplyDelete
  3. Ya. Saya juga menemukan hal yang sama dengan Anda semua, utamanya tentang Taliban. Setuju dengan Mas Tomy, setiap peradaban, bangsa, ataupun individu memiliki sisi baik dan sisi buruk, sisi gelap dan sisi terang. Tergantung dari sudut mana kita melihat, atau siapa yang melihat.

    Kebetulan (atau memang tuntutan?) Khaled Hosseini menggunakan sisi "gelap" Taliban untuk melatari TKR; tentu untuk memperdalam luka menganga Amir. Jika Taliban baik, tentu Amir tak perlu kembali ke kancah perang dan mengobati lukanya. He he he.

    Hanya saja jadinya kurang berimbang. Tapi itulah resiko yang harus diambil sebuah cerita yang baik, sepakat dengan Pok Dee, bahwa buku yang bagus akan menyisakan banyak hal ketika selesai kita melahapnya

    ReplyDelete
  4. Iya, betul, Mas. kenapa saya sampai lupa tentang 'sudut pandang sejarah' ya? Makasih Mas pencerahannya :).

    ReplyDelete
  5. Oo gitu, ya, Antie. Saya pikir beliau memang pasti riset. Pendapat pribadi beliau saya pikir sejalan dengan 'sudut pandang sejarah' yang Mas Tommy bilang :).
    that particular taliban, malah menurut saya bagus lho, paling gak ada sedikit meredusir bahwa ternyata ada sosok seperti itu dalam taliban yang mungkin bukan taliban "asli".
    Makasih banyak ya Antie penjelasannya. Salam untuk beliau, hihi. Lepas dari kelemahan itu, buku ini emang bagus banget kok.

    ReplyDelete
  6. iya, betul, mas, hehehe.
    tengs ya...

    ReplyDelete
  7. Taliban "asli" itu sebenernya kayak apa sih? Di mana kira-kira kita bisa dapet info itu?

    ReplyDelete
  8. Kali maksudnya Taliban dengan pandangan sisi sejarah yang berbeda ya Mbak Femmy? Karena terus terang aku nggak pernah ngikutin berita Afghanistan pada masa Taliban ini, pengetahuanku tentang Taliban aku dapetin dari Encarta Reference dan Wikipedia saat nerjemahin TKR. Nah, ternyata sudut pandang Encarta ini sama dengan pandangan Amir. Terus baru-baru ini seorang pembaca TKR ngirimin aku link di www.hazara.net. Aku juga intens ngikutin diskusi TKR di www.imdb.com (katanya sih peserta diskusi itu kebanyakan imigran Afghan di US) dan lagi2 pandangan mereka juga sama dengan pandangan Amir.

    ReplyDelete
  9. Iya, maksud saya itu, Fem. Makasih Antie. kurang tepat emang istilah "asli", makanya pake tanda petik :).
    Saya pernah baca di majalah ttg Taliban, dari sisi yg lain, walau blm tau juga sejauh mana "keobyektifannya". Lupa majalahnya apa, kalo gak salah Ishlah (yg udah gak terbit).
    Btw, TKR emang udah difilmin ya, Antie? Di imdb.com saya malah lagi asik ngikutin diskusi Da vinci code :).Jadi pengen ngeklik, ntar deh kalo ada senggang :). Makasih (lagi) infonya, Antie.

    ReplyDelete
  10. Ooo... begitu toh maksud di balik tanda petiknya :-) Daku sempat bertanya-tanya. Antie, makasih link-nya yah.

    ReplyDelete
  11. Oh iya, kalau "Saudagar Buku dari Kabul", udah baca belum? Bagaimana penggambaran Afghanistan di situ? Ada Talibannya ngga?

    ReplyDelete
  12. iya, kabarnya udah mulai proses casting, bakal keluar tahun 2007. kayaknya bakal bagus deh filmnya. aku ga sabar nih, hihihi. tapi pusing aja cari pemainnya kali ya. mendingan jangan orang terkenal deh. orang-orang baru aja. trus katanya lagi, film ini ga akan dishooting di afghanistan tapi di cina. terakhir sih, katanya peran amir dewasa lagi dinego sama jonathan ahdout yang main di the house of sand and fog.

    ReplyDelete
  13. saudagar buku bukannya yang nerjemahin bu sofi? hehehe, aku belum baca, soalnya waktu buku itu terbit aku belum terlahir di qanita. abis nerjemahin tkr aku langsung pengen baca buku itu, tapi baru ditimang2 terus belum sempat dibaca2. kayaknya buku itu juga menyoroti taliban. malah kisah nyata kan?

    ReplyDelete
  14. iya, itu buku... yang nerjemahin ibuku, yang nerbitin mantan tempat kerjaku, yang ngurusin rights-nya juga aku... tapi aku sendiri belum baca, hihihihi... alasannya: biasaaa... masih banyak buku lain yang mengantre dibaca! tapi gara-gara baca TKR, jadi pengen tahu juga isi SBdK itu.

    ReplyDelete
  15. Wah, asyik juga nih! Mksh infonya, Antie.
    Setuju, saya juga lebih suka kalo jgn pemain terkenal. Kadang2 pemain terkenal udah lengket ama imagenya. meski tergantung juga ama kualitas aktingnya.

    ReplyDelete
  16. Udah, Fem, udah 1/3 atau 1/2 gitu hihihi. Tau gak, Femmy jadi ngingetin nih kalo tuh buku belum saya tuntasin. Ampun deh. Gak tau knapa. Kayaknya karena kepincut buku yg lain deh, trus SBdK jd kelupaan. Dari sebagian yg udah saya baca, lumayan bagus kok. Tapi ya begitu deh, keliatan "subjektif" sang penulis, yang meski sempat tinggal di Kabul untuk menulis novel itu, keliatan satu sisi memandang (sama kayak yg mas tomi sebut). Teman saya yang tinggal di swedia (tempat asal penulis) dan udah baca tuntas, bilang gemes banget dgn buku itu.
    Ok deh, kayaknya harus nuntasin SBdK nih :).

    ReplyDelete
  17. saya sih, kalo ibu yg nerjemahin, minta dibacain aja, 100 hlmn sblm tidur, huehehe

    ReplyDelete
  18. Whuaaaaaaaaaaaaaa, jadi pingin baca! Pulang ke Indo pingin borong buku2 rekomend nya Mba Dee aaaaaaaaaaaaaah!
    *mulai berimajinasi membayangkan diri sendiri ditimpa buku2 yang mau dibaca, huehehehe :-)

    ReplyDelete
  19. pas nyelesain buku ini, aku jadi penasran banget gimana sih kerja dan aktifitasnya Taliban.Sampai-sampai nyari semua website tentang afagnistan. Soalnya selama ini cumantau luarnya aja. Itu juga sejak 9-11.hehehehe...Buku ini juga sempat bikinaku nangis sesegukan. hehehehe...Untukmu Yang Keseribukalinya...

    ReplyDelete
  20. kalimat ini juga bikin saya haru, Ally... hiks hiks...
    tapi sptnya byk kalimat dr buku ini yg bikin sesak napas :)

    ReplyDelete

Post a Comment