Anastasia Krupnik: Rahasia si Gadis Kecil

Rating:★★★★
Category:Books
Genre: Teens
Author:Lois Lowry
Judul: Anastasia Krupnik: Rahasia si Gadis Kecil
Pengarang: Lois Lowry
Penerbit: MLC Lumos Books (2006)

Waktu kecil pernah sebal dengan nama sendiri? Sebal dengan guru yang menurut kita nggak adil? Dengan nenek? Dengan ortu karena kita mau dikasi adik baru? Senang dengan seorang cowok, kemudian balik benci? Saya pernah. Anastasia Krupnik juga pernah, si gadis cilik berusia 10 tahun, tokoh utama novel menarik ini.

Baca nih novel seakan nostalgia masa kecil saya dulu. Yang pernah sebal dengan nama, kenapa nggak sebagus dan sepanjang nama teman-teman lain, kenapa dua adik perempuan saya namanya unik; Elty Rustiyani dan Edni Rosliana, sedang saya cuma satu kata Rahmadiyanti. Nama pasaran. Dari SD, SMP, SMA, kuliah, sampai kerja, selalu ada nama Dian (panggilan saya) atau Rahma atau Yanti. Bahkan waktu kuliah teman satu angkatan ada yang namanya merangkum nama saya itu (Rahma, Dian, dan Yanti, uhuk).

Saya juga pernah sebal dengan guru yang nggak adil memberi nilai. Suka dengan cowok, tapi kemudian balik bete karena sikap tuh cowok yang nyebelin. Dan sejuta "sebal" lainnya.

Anastasia Krupnik memiliki sebuah buku tulis hijau tempat ia menulis "hal-hal yang aku suka" dan "hal-hal yang aku benci". Putri tunggal pasangan dosen sastra dan pelukis ini setiap hari, dari kejadian yang ia alami, selalu menuliskan hal yang ia suka dan benci. Setiap hari pula daftar tersebut bertambah, bahkan menjadi jomplang karena "hal-hal yang aku benci" lebih banyak tertera dibanding "hal-hal yang aku suka".

Benci dengan neneknya yang begitu tua (92 tahun) dan pikun, padahal nenek temen-temannya tidak setua itu bahkan banyak yang masih funky. Benci dengan ayah-ibunya yang akan memberinya adik. Benci dengan Ibu Westvessel, gurunya di sekolah yang memberi nilai F untuk puisinya, padahal Anastasia telah susah payah menulis puisi tersebut. Coba baca puisi yang Anastasia tulis (dan dapat nilai F):

stt stt malam yang remang-remang di laut berenang
bersama makhluk-makhluk yang berkerut menggeliat
dengarkan (!)
mereka bergerak lembut dalam gelap berembun
di sini di dalam lembap yang berbisik hangat

Sedangkan Robert Gianini teman sekelasnya memperoleh nilai A untuk puisi yang menurut Anastasia akan membuat Longfellow, penyair terkenal Amerika membacanya dengan muak. Ini puisi Robert:

Spot nama anjing kesayanganku
Dia sangat suka makan dan minum
Kalau kuberi air di piringnya
Dijilatinya sampai habis seperti ikan

Anastasia juga benci dengan cowok bernama Washburn Cummings (sebelumnya sempat suka sih, tapi ternyata Washburn sama sekali nggak tau ada anak bernama Anastasia di sekolahnya). Benci dengan pai labu. Benci dengan hati, dengan Pak Belden (di toko obat), dengan teman-temannya.... Dan semakin panjanglah daftar "hal-hal yang aku benci" yang ditulis Anastasia.

Namun di akhir cerita, tinggal satu hal saja yang ada di daftar "hal-hal yang aku benci". Lho kok bisa? Di sinilah menariknya, mengikuti kejadian-kejadian demi kejadian yang dialami Anastasia, hingga akhirnya hanya tersisa satu saja hal yang ia benci.

Novel ini memang novel remaja (anak-anak menjelang remaja?), tapi saya asyik banget bacanya (ketahuan masih susah meninggalkan masa anak/remaja, hehe). Gaya bertuturnya menarik dan unik. Karakter tokoh Anastasianya cukup kuat, begitu ayah ibunya yang nyentrik. Pesan moral bahwa sering kali kita mudah membenci sesuatu hanya pada kesan pertama atau kejadian yang sering kali kita lihat dari sudut pandang pribadi adalah pesan utama buku ini. Saya pikir tak hanya anak-anak dan remaja yang sering melakukan itu, orang dewasa pun sering kali terjebak pada rasa benci yang kadang hanya prasangka belaka.

Sebenarnya ini buku lama (saya saja yang baru baca :D). Terbit tahun 1979 dan pernah terpilih sebagai Notable Book versi American Library Association. Di Indonesia (sepertinya) baru diterjemahkan oleh MLC Lumos Books (grup Mizan) awal tahun ini.

Comments

  1. wah pingin bacaaaaaa, dimana siy mbak nyari buku2 oke kayak gitu?

    ReplyDelete
  2. Dikirimin ama penerbit, fe, hehe. Kan penerbit sering kirim ke Annida buku2 terbarunya buat diresensi. Nah, seringkali jabriknya belum baca, mbak duluan yg baca ;). Lumayan, kadang2 di toko buku blm ada, mbak dah baca ;)

    ReplyDelete
  3. Waa...Lois Lowry ini pengarang favorit saya, tp saya belum baca yang ini. Buku lama ya? Mbak Dee, headshotnya keren euy!

    ReplyDelete
  4. Sepertinya Lowry juga akan jadi pengarang favorit saya, Mbak Sofie ;). Nggak sabar nunggu buku berikutnya neeh. MLC mo nerbitin serinya Anastasia Krupnik. Iya, ternyata buku lama, 26 tahun lalu! weleh, baru diterjemahin di sini sekarang. Gak sabar pengen nyari aslinya ajaah :).

    ReplyDelete

Post a Comment