Laut pun keruh...

Shafiyah, salah satu istri Rasulullah, memiliki postur yang cukup pendek. Suatu hari Aisyah pernah berkata kepada Rasulullah saw, "Shafiyah itu begini," katanya sambil memberi isyarat dengan tangannya untuk menunjukkan postur tubuh Shafiyah yang pendek.

Rasulullah kemudian bersabda: "Engkau telah melontarkan sebuah kata, yang jika kata itu dicampurkan ke dalam air laut, maka ia akan menyebabkan seluruh lautan menjadi keruh."

***

Pantesan ya, laut sekarang makin keruh. Ini tentu simbolik, seperti halnya hadits ghibah yang diibaratkan seperti memakan bangkai saudaranya sendiri. Mengingatkan betapa dampak dari mencela, berghibah, sangatlah besar. dan mesti diingat, ghibah itu adalah membicarakan sesuatu yang ada pada seseorang, dan sesuatu itu benar, namun orang tsb bila mendengar tidak akan menyukai. Kalau tidak benar, itu sudah masuk fitnah.

Apalagi di era infotainment kayak sekarang. Ghibah, fitnah merajalela. Ah, gak usah infotainment ya, dalam sehari-hari entah sudah berapa banyak keluar celaan/hinaan dari mulut kita terhadap orang lain.

Comments

  1. duh... dalem nih, secara gw masih sering nyela2 orang
    tfs ya

    ReplyDelete
  2. Huhuhuhuhu.......... thanks for the reminding kakakku sayang, hiks.....
    *ini kisah Shafiyyah dapat baca dimana Mba Dee, mau beli bukunya ah* :-p

    ReplyDelete
  3. Subhanallah, peringatan yg telak sampai di hati. Merci pour partagée ma soeur. Ambu sedang belajar tentang hati yg bicara, dan jiwa yg mendengar. Apa yg layak dibicarakan dan apa yg layak didengar. Wallahu'alam bishawab.
    *peyuk kangen, Teh Dee*

    ReplyDelete
  4. kalo ngomongin kelakuan manusia, semoga celaan/hinaan gak cuma bisa dihentikan oleh mulut, tapi juga oleh hati..

    ReplyDelete
  5. hooook *tertohok*
    makasih buat ngingetin mbak dee...

    ReplyDelete
  6. wah mbak de....
    aku copy paste di blog ku ya :)

    ReplyDelete
  7. Begitu pentingnya ya menjaga lisan *duh, jadi ngaca*

    ReplyDelete
  8. mbak Deeyand tuh begini, sambil menunjukkan jempol teracung ke atas sebagai bahasa isyarat
    :)

    ReplyDelete
  9. jazzakillah diingatkan mba...
    btw, itu bukan simbolik ya? jadi, ada makna tersirat gitu mba?

    ReplyDelete
  10. aih... kudu lebih berhati2 bicara nih :)

    ReplyDelete
  11. aduh.....*makasih ya Dian, udah ngingetin*

    ReplyDelete
  12. lidah memang tidak bertulang...semoga kita bisa menjaganya...

    ReplyDelete
  13. @ meylafarid: :)

    @ srisarining: eh, jeng jangan diem, ntar sariawan :D. bicara atau diam pada tempatnya, gitu kali yee

    @ ayahara: sama-sama, mas.

    @ bapakranger: sama, mas. mungkin tanpa sadar, tapi kita suka kelepasan, misal: ih muka orang itu aneh ya, dll.

    @ tenrii: grrrhhh *biar tenri main serem* halah hehe

    @ tehtina; yuuuk!

    @ imazahra: sama2 adekku sayang juga. baca di Aisyah the True Beauty terbitan Pena. tapi pernah baca juga di beberapa kisah tentang aisyah di buku lain.

    @ lienott: waaa, teh lieennnn....!! pa kabar?? *peluk kangen juga* sama teh, lidah ini susah sekali dikendalikan yak. makanya manusia dibilang sering tergelincir pada sesuatu yang ada di antara dua bibir, dan di antara dua paha (zinah). naudzubillahi...

    @ onit: betul banget, nit! mulut bisa diem, tapi hati bisa lebih berangasan :(

    @ maimon: *istigfar juga*

    @ yuanaserkan: sama-sama mbak...

    @ uychan: silakan, uy... :)

    @ kbetty: iya, mbak betty *eh kangen deh ;)*

    @ myshant: shanti juga begini *ngacungin 2 jempol* ;)

    @ annidalucu: iya, simbolik, fe. seperti halnya berghibah yang diibaratkan memakan daging saudaranya yang sudah mati.

    @ ti2n: sama, tin :)

    @ sijore: masalahnya, kalo ogut ketemu dikau, kayaknya mulut susah mingkem yak, haha!

    @ banyumili: betul mbak, jgn sampai lidah kita membawa pada neraka, naudzubillah min dzalik.

    ReplyDelete
  14. "Uuuf!! makasih diingatkan Dean,aduuh tadi pagi ada temen kerumah main, duuh nisa ngomong apa ya tadii...??"

    ReplyDelete

Post a Comment